Total Tayangan Halaman

Minggu, 04 Maret 2012

Bahaya meniup makanan panas

Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Dari sunah rasul diatas, ternyata kita bisa dijelaskan berdasarkan pendekatan secara kimiawi. kita tahu, makanan yang panas akan menguapkan uap air atau (H2O), dan hasil pengeluaran pernapasan kita menghasilkan karbondioksida, dan ketika keduanya bersatu saat kita meniup makanan yang masih panas keduanya akan bereaksi menjadi asam karbonat (H2CO3) yang jelas bersifat asam. reaksinya :
H2O + CO2 => H2CO3

Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalahmerupakan larutan yang dapat mempertahankan pH atau biasa disebut buffer dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sekitar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis ialah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis. oleh sebab itu kelainan pada metabolisme tubuh akan terjadi.
Ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, pada akhirnya, menurut artikel kesehatan yang saya kutip, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Jadi ternyata Rasul SAW mensunahkan segala sesuatu bagi kita sebagai umatnya tidak lain tidak bukan bermanfaat bagi kita sendiri yang dapat dibuktikan secara ilmu pengetahuan. Subhanallah..